Nama: Reiny. F. Wantania
NIM : 09 310 261
Jurusan : Pend.Kimia / A
D E S T I L A S I
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Jenis Destilasi
Ada 4 jenis destilasi yang akan dibahas disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, dan destilasi vakum. Selain itu ada pula destilasi azeotropic homogenous.
• Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
• Destilasi Fraksionisasi (Bertingkat)
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.
Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
Destilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya detilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
• Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu destilat.
• Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.
Destilasi vakum memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendestilasinya tidak perlu terlalu tinggi.
• Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling mempengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.
Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
Destilasi Azeotrop, memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Bagan perlengkapan distilasi di laboratorium
Berikut adalah susunan rangkaian alat ditilasi sederhana:
• 1. wadah air
• 2. labu distilasi
• 3. sambungan
• 4. termometer
• 5. kondensor
• 6. aliran masuk air dingin
• 7. aliran keluar air dingin
• 8. labu distilat
• 9. lubang udara
• 10. tempat keluarnya distilat
• 13. penangas
• 14. air penangas
• 15. larutan
• 16. wadah labu distilat
DESTILASI SEDERHANA
Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari cara kerja pemurnian pelarut dengan destilasi
2. Menguji kemurnian hasil destilasi
Pendahuluan :
Destilasi atau penyulingan merupakan teknik yang sangat sering digunakan dalam pemisahan campuran dan pemurnian pelarut organik. Teknik itu dilakukan dengan memanaskan cairan pada titik didihnya dan melewatkan uap cairannya melalui kondensor pendingin sehingga terjadi kondensasi menghasilkan cairan murninya.
Dalam destilasi dua cairan yang berbeda seringkali didapatkan sifat campuran cairan yang sangat berbeda dengan larutan ideal, tetapi menghasilkan suatu campuran azeotrop dengan komposisi tertentu yang mempunyai titik didih yang konstan, yang umumnya lebih kecil dari pada titik didih masing-masing zat cair dalam keadaan murninya. Dalam percobaan ini akan dilakukan destilasi dari dua campuran zat cair yang memiliki sifat larutan ideal, yaitu campuran antara heksana dan toluena.
Alat: Bahan:
Labu alas bulat heksana
Set alat destilasi toluena
Prosedur Kerja :
1. Set alat destilasi menggunakan labu alas bulat 100 atau 250 mL, hubungkan dengan sumber air, air masuk dari bagian bawah kondensor. (Asisten akan menunjukkan bagaimana menyususnnya). Jangan lupa mengoleskan vaselin pada sambungan gelas join peralatan gelas dan klemlah set distilasi itu secara benar dan aman.
2. Masukkan 60 mL campuran dua cairan di sediakan ke dalam labu alas bulat dan tambahkan beberapa butir batu didih, alirkan air pendingin dan panaskan menggunakan penangas minyak atau gliserol atau mantel listrik (asisten akan membantu). Panaskan penangas dengan hati-hati dan catat suhunya pada cairan mendidih dan saat terjadi tetesan pertama destilatnya. (Tampunglah tetesan pertama sampai ke tujuh di dalam botol kecil yang bersih dan kering dan tujuh tetes terakhir sebelum pemanas dimatikan dalam botol kecil yang lain serta catatlah suhu saat destilat tersebut and tampung. Destilat dalam dua botol itu akan digunakan untuk analisis menggunakan kromatografi gas. Asisten akan membantu bagaimana melakuklannya).
3. Tampunglah destilat dalam gelas ukur 100 mL, catat suhu pada setiap 2 mL destilat yang anda tampung dalam tabel di bawah dan hentikan pemanasan saat destilat yang diperloeh mencapai 50 mL.
No Suhu, oC Volume distilat, mL
1 Sampai 5 tetes
2 2
4 dan seterusnya
4. Perhatikan prosedur analisis dengan kromatoigrafi gas, catat langkah-langkahnya dan profil/program suhunya selama analisis.
Daftar Pustaka
http://adityabeyubay359.blogspot.com/2009/08/destilasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi
http://www.bioethanol.yolasite.com/peralatan/destilasi
http:// www-chem-is-try:org/sect=belajar&ext=destilation07-03
Penuntun Praktikum Kimia Organik 1, Team Kimia Organik Jurusan Kimia, Universitas Jember, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar